Kamis, 10 Desember 2009

KRITERIA KEBAHAGIAAN DUNIA

KRITERIA KEBAHAGIAAN DUNIA
Intisari PQS Al-Azhar 12 Maret 2001
Ustadz Aam Amiruddin
*****************************************************************************
Bismillahirrahmaanirrahiim

Hadirin yang dimuliakan Allah...
Suatu hari Rasulullah bertemu dengan salah seorang sahabatnya yang
kondisinya sangat memprihatinkan sehingga mengundang perhatian Rasul sampai
Rasul bertanya, mengapa kamu menjadi seperti ini. Orang tersebut menjawab
dengan penuh percaya diri, bahwasanya dia menjadi seperti itu justru karena
doanya. Doanya adalah : Ya Allah berilah saya kesengsaraan dunia dan
jadikan kesengsaraan dunia sebagai indikator bahwa saya akan mendapat
kebahagiaan akhirat. Mendengar jawaban itu Rasulullah hanya bersabda :
inginkah aku tunjukkan doa yang lebih baik dari itu? Lalu dari peristiwa
ini turunlah Surat Al-Baqarah ayat 201 "Robbana atina fiddunyaa hasanatan
wa fil aakhiroti hasanatan waqinaa adzaabannaari" (Ya Allah berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka)

Jadi Rasul lebih suka kita punya sebuah kerangka berfikir bahwa kita
berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akan mejadikan kebahagiaan
dunia sebagai jembatan untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat. Itu
sebenarnya yang lebih disukai Rasul. Dan bapak-ibu pada musim haji atau
yang sudah pergi haji doa yang sering kita baca, doa itu. Jadi doa yang
sudah sering kita dengar atau yang sudah familiar dengan pendengaran kita
itu doa yang sangat luar biasa.

Bapak ibu yang dimuliakan....
Doa Robbana atina merupakan doa yang paling mewarnai ketika kita
melaksanakan ibadah haji dan juga untuk kita yang tidak sedang melakukan
ibadah haji tampaknya doa itu harus menjadi bagian urat nadi kehidupan
kita. Kita minta diberikan kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan akhirat.
Menurut Ibnu Abbas salah seorang ulama tafsir di kalangan sahabat pernah
menyebutkan bahwa yang dimaksud kebahagiaan dunia itu ada 6 yaitu :

1. Pasangan hidup yang sholeh
Pasangan hidup yang terdapat dalam Al-Quran dalam surat At-Tahrim
disebutkan ada 3 macam pasangan hidup kita yaitu :
a) Tipe pasangan hidup Nabi Nuh
Nabi Nuh orang sholeh beliau diberi umur hampir 1.000 tahun dan hampir dari
seluruh umurnya habis untuk dakwah, tapi ternyata istrinya sendiri yang
termasuk menentang dakwahnya. Ada tipe seperti ini suami tdk pernah
ketinggalan sholat, shaum senin-kamis namun istrinya tidur saja.
b) Seperti Firaun
Kita kenal Firaun simbol kedzoliman dan ketakaburan. Apalagi ada 3 pencetus
kesombongan yaitu : ilmu, kekayaan dan kekuasaan. 3 hal ini ada pada
Firaun. Namun Firaun yang begitu dzolim dan takaburnya, kata Rasul ada 3
wanita sholehah (riwayat Imam Muslim):
- Khadijah : istri Rasulullah
- Maryam : ibunda nabi Isa
- Asiyah : istri Firaun
Tipe ini adalah istrinya taat beribadah namun sang suami jauh dari Allah
c) Keluarga Imron
Imron adalah orang sholeh, punya istri sholeh, punya anak (Maryam) orang
sholeh dan cucu (Nabi Isa) juga sholeh. Sebenarnya bukan hanya keluarga
Imron saja ada keluarga Rasulullah, keluarga Ibrahim namun mereka semua
Nabi sedang Imron bukan Nabi.

Bagi yang belum menikah ada 4 kriteria pasangan hidup : ganteng/cantik,
pinter, kaya dan sholeh. Namun setelah dicari tidak dapat 4 kriteria
tersebut yang penting adalah hidup dan sholeh. Tentu harus klop antara doa
dan ikhtiar, mencari pasangan sholeh jangan dicari di diskotek, cafe,dll
tapi carilah di majelis taklim seperti ini.

2. Anak yang jadi penyejuk hati
Anak bisa jadi surga dunia atau neraka dunia. Walau keluarga pas-pasan tapi
anaknya sholeh maka dianggap oleh lingkungan sebagai keluarga yang
sukses/berhasil

3. Lingkungan yang sholeh
Kalau kita punya teman yang sholeh itu adalah kebahagiaan dunia. Tidak
semua orang pintar/cerdas , arif dalam menghadapi persoalan. Tidak
selamanya kecerdasan berbanding lurus dengan kebijaksanaan. Majelis taklim
bukan hanya sekedar ilmu, tapi mencari teman-teman dan lingkungan yang
sholeh. Nabi bersabda: Siapa yang duduk di majelis taklim dan niatnya
ikhlas maka malaikat akan memberi barokah kepada majelis itu dan langkah
yang dilakukan akan menjadi kifarah dosa-dosanya. Maka yang rumahnya jauh
itu lebih bagus asal ikhlas.

4. Harta yang halal
Kalau yang menjadi paradigma kita atau tolak ukur kita itu harta yang
banyak, hati-hati kita cenderung menghalalkan segala cara. Karena demi
banyak itu. Tapi kalau tolak ukur kita itu harta yang halal insya Allah
kita akan bekerja keras mencari yang halal, syukur-syukur bisa banyak.
Sehingga bagaimanapun harta yang banyak itu akan memberikan kemudahan bagi
kita dalam ber-taqarub kepada Allah.

5. Keinginan untuk memahami Islam dan mau mengamalkan
Ada keinginan/semangat untuk memahami Islam itu patut disyukuri sebab tanpa
keinginan yang kuat dan karunia Allah kita tidak mungkin hadir disini.
Problem terbesar yang dihadapi umat Islam adalah banyak yang mengakui
dirinya muslim tapi tidak mau memahami Islam, itu problem kita.

6. Umur yang barokah
Nabi bersabda: Kalau kamu meninggal kamu akan mendengar derap kaki orang
yang mengantarkan kamu itu pulang dan yang setia menemani adalah amal
sholeh. Makanya ukuran kebahagiaan dunia adalah bagaimana kita bisa mengisi
hidup dengan kesholehan. Usia makin bertambah, kita juga makin sholeh.

Hadirin sekalian...
Jadi ketika kita mengatakan 'Ya Allah beri kami kebahagiaan dunia'..enam
hal itulah yang kita minta. Pasangan hidup yang sholeh, anak yg sholeh,
lingkungan yang sholeh, harta yang halal, keinginan utk memahami Islam
(ilmu yg bermanfaat) dan umur yang barokah.

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar