Jumat, 17 September 2010

DAKWAH SECARA TERBUKA (JAHRIYAH)

Telah lalu dijelaskan fase pertama dakwah rasulullah ketika masih hidup, maka pada edisi kali ini dan selanjutnya akan dipaparkan fase kedua yaitu dakwah terbuka dan menahan diri dari berperang. Yang berlangsung setelah dakwah sembunyi-sembunyi sampai hijrah nabi ke kota madinah.

 

Awal dakwah terbuka

Dakwah terbuka dimulai dengan berakhirnya dakwah siriyah. Marhalah dakwah sirriyah (sembunyi-sembunyi) habis dengan turunnya firman Allah (artinya):

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, (Asy Syu'ara: 214)

Lalu beliau mengumpulkan kerabat dekat beliau untuk mendakwahi mereka sebelum mendakwahi kaum Quraisy, sebagaimana disampaikan Imam Ahmad dari sahabat Ali bin Abi Thalib, beliau berkata:

Ketika turun ayat ini (Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, (Asyu'ara: 214) beliau berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengumpulkan keluarga dekat beliau lalu berkumpullah 30 orang dan mereka makan dan minum. Imam Ali berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada mereka: Siapa yang menjamin agamaku dan janji-janjiku dan ia akan bersamaku di Surga dan khalifahku pada keluargaku? Maka seorang berkata: Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kamu dahulu lautan, siapa yang akan melaksanakan ini semua? Kemudian hal itu dipaparkan kepada keluarganya lalu Ali berkata: Aku.(1)

Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil langah berikutnya mengumpulkan kaum Quraisy seluruhnya di bukit Shofa, sebagaimana disampaikan Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Abas:

Ketika turun firman Allah: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, (Asy Syu'ara: 214)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke bukit Shofa lalu mulai memanggil: Wahai Bani Fihr, Wahai bani 'Adie untuk kabilah Quraisy hingga mereka berkumpul. Lalu seorang apabila tidak mampu keluar mengutus utusan untuk melihat apa yang terjadi. Lalu Abu Lahab dan kaum Quraisy datang. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Bagaimana pendapat kalian seandainya aku beritahu kalian tentang kuda perang di Wadi (lembah) ingin menyerang kalian, apakah kalian mempercayaiku? Maka mereka menjawab: Kami belum pernah mengenalmu kecuali kejujuran. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berkata lagi: Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian ada dihadapan kalian adzab yang pedih. Maka Abu Lahab pun berkata: Semoga kecelakaan untukmu sepanjang hari, apakah hanya karena ini kamu kumpulkan kami!? Maka turunlah firman Allah ta'ala:

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. (Al- Lahab 1- 2)

Sudah menjadi perkara yang wajar bila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memulai dakwah terbukanya dengan memberi peringatan kepada kerabat dan kaumnya, karena kota Makkah dahulu sangat dikungkung fanatisme kesukuan. Sehingga memulai dakwah kepada kaumnya sangat membantu dalam pembelaan dan dunungan dan perlindungan kepada beliau dan dakwahnya. Khususnya gerakan dakwah di Mekah yang menjadi sentral agama penting. Sehingga mengislamkan Makkah memiliki pengaruh besar dan penting bagi kabilah dan suku di sekitarnya. Hal ini tidak berarti dakwah islam pertama kali terbatas pada Quraisy saja, karena Islam hanya menjadikan Quraisy sebagai lahan dakwah pertama untuk langkah awal mewujudkan ajarannya yang universal dan mendunia.

 

Faidah dan Ibrah

1. Lambatnya keluarga dekat beliau masuk islam secara khusus dan secara umum bangsa Arab menunjukkan kuatnya cengkraman adat dan tradisi dalam masyarakat yang ada waktu itu ditambah dengan zaman kejahiliyahan dan rusaknya fithrah. Demikian juga ini ada pada dakwah islam sekarang sehingga ketika seorang menyampaikan ajaran islam maka akan mendapatkan pengaruh besar adat dan tradisi dalam perjalanan dakwahnya.

2. Perintah mengingatkan keluarga disini menunjukkan tanggung jawab setiap muslim dan para da'i secara khusus dalam pembinaan dan pendidikan keluarganya. Jangan sibuk berdakwah sedang keluarga terbengkalai tidak terbina.

Demikian sebagian faedah dan pelajaran yang dapat dicatat, Semoga bermanfaat.

 

(Footnotes)

(1) Sanad hadits ini dinilai shohih oleh Ahmad Syakir namun hadits ini dinilai lemah oleh DR Akrom Dhia' Al Umari.

 


1 komentar: